oleh: Hani Najwa Mohd Radzi
Magic realism (sering disebut juga sebagai magical realism atau marvelous realism) dalam dunia literatur adalah cabang kecil genre fantasi. Dengan setting dan tema yang jauh berbeza dengan tema-tema kisah fantasi umumnya. Sub-genre ini digolongkan sebagai fantasi kerana novel-novel jenis ini mempunyai setting cerita yang sangat tidak logik dan kadang kala ada unsur mitos sejarah. Ada juga novel romance atau historic romance atau sekedar kisah slice of life, ternyata masih ada unsur-unsur gaib, unrealistis dan fantasi.
Magic realism (sering disebut juga sebagai magical realism atau marvelous realism) dalam dunia literatur adalah cabang kecil genre fantasi. Dengan setting dan tema yang jauh berbeza dengan tema-tema kisah fantasi umumnya. Sub-genre ini digolongkan sebagai fantasi kerana novel-novel jenis ini mempunyai setting cerita yang sangat tidak logik dan kadang kala ada unsur mitos sejarah. Ada juga novel romance atau historic romance atau sekedar kisah slice of life, ternyata masih ada unsur-unsur gaib, unrealistis dan fantasi.
Dalam novel magical realism, kita akan menemukan elemen-elemen fantastik
memasuki dunia realistik. Genre ini menjadi satu cara bagi pengarang untuk
mengkritik konsep umum rasional secara berlebihan, yang mengakibatkan
terpisahnya dunia fantasi dengan realiti.
Definisi
Definisi
Ini adalah beberapa defenisi
tentang magic realism dari beberapa tokohnya:
"magic realism is fantasy written by
people who speak Spanish"
(Gene Wolfe)
mag·ic
re·al·ism (noun):
a literary or artistic genre in which realistic narrative and naturalistic technique are combined with surreal elements of dream or fantasy.
a literary or artistic genre in which realistic narrative and naturalistic technique are combined with surreal elements of dream or fantasy.
magic
realism (noun):
a style of painting and literature in which fantastic or imaginary and often unsettling images or events are depicted in a sharply detailed, realistic manner.
a style of painting and literature in which fantastic or imaginary and often unsettling images or events are depicted in a sharply detailed, realistic manner.
"....is
like a polite way of saying you write fantasy."
(Terry Pratchett)
Ringkasnya, magic realism didefinisikan
sebagai “what happens when a highly detailed, realistic setting is invaded
by something too strange to believe.” Jadi dapat disimpulkan baghawa
walaupun ada perbezaan kecil tentang konsepnya, magic realism dapat ditonjolkan
dengan adanya ciri yang memerima
unsur-unsur magis dalam latar dunia nyata.
Sejarah dan Asal-usul Genre
Khazanah
literatur magic realism bermula di
Amerika Latin di sekitar pertengahan era 1920-1930an, semasa penulis asal Cuba,
Alejo Carpentier dan penulis Venezuela Arturo Uslar-Pietri kembali dari
Paris dan membawa pengaruh rasa artistik daratan Eropa, Surrealism. Gaya ini
kemudian bercampur dengan akar budaya latin yang masih berpegang pada hal-hal
gaib dan supranatural, serta bercampur
dengan keresahan politik. Muncullah sebuah gaya menulis sastra baru berkembang
di lingkaran sastrawan Buenos Aires.
Jorge Luis Borges (1899 - 1986) adalah salah seorang penulis yang terinspirasi oleh gaya ini dan kemudian menerbitkan karya magic realism pertamanya, Historia universal de la infamia pada tahun 1935. Genre ini kemudian mencapai puncaknya di sekitar tahun 1940 hingga 1950, dengan pusat perkembangan di Argentina.
Ciri-Ciri Magic Realism dalam Literature
Ada beberapa ciri khusus yang membezakan magic
realism dari genre fantasi. Walaupun tidak begitu ketara perbezaannya, tapi
dominan muncul dalam karya literatur sub genre ini:
Fantastical elements
Fantastical elements
Magic realism mencitrakan
kejadian-kejadian fantasi dalam sebuah suasana realistik. Sub-genre ini
memadukan fabel, cerita rakyat dan myth (dengan semua unsur-unsur fantasinya)
dalam kedekatan kondisi sosial kontemporari. Karya Neil Gaiman American
Gods dalam novel ini berbagai dewa-dewi dari berbagai budaya muncul dalam
plot cerita dan menterbalikkan realiti duniawi sesuka hati dengan kekuatan
mereka. Watak Shadow sebagai watak
yang tinggal di dunia nyata menerima semua kehadiran mereka tanpa mempersoalkan
raionalnya keberadaan mereka terhadap kisah dirinya.
Real-world setting
Walaupun ada elemen fantasi, kisah-kisah magic
realism selalu terjadi pada dunia nyata samaada
dunia moden atau klasik. Dalam One Hundred Years of Solitude
(diterjemahkan oleh Penerbit Bentang sebagai Seratus Tahun Kesunyian)
Gabriel García Márquez memuatkan kisah kehidupan keluarga Arcadio Buendia dalam
sebuah supernatural realm dengan
dunia natural yang sangat familiar. Atau dalam Kafka on the Shores,
Haruki Murakami mengisahkan sebuah cerita berlatar Jepun moden, dengan sentuhan
magis iaitu hujan ikan dan kucing yang mengobrol santai dengan manusia.
Authorial reticence
Authorial reticence
Authorial reticence bermaksud
"dengan sengaja tidak memberikan penjelasan lebih terperinci tentang
keajaiban yang terjadi." Baik narator maupun tokoh dalam cerita tidak
menganggap bahwa kejadian fantastik telah terjadi dan alur kisah tetap
berlanjut dengan "presisi logika" seperti sebelum ataupun selepas kejadian
tersebut. Dalam novel Kafka, Metamorphosis,
suatu pagi, watak utama bermetamorfosis menjadi sejenis serangga, namun sampai
akhir tak ada penjelasan ilmiah mengapa ia berubah seperti itu dan semua tokoh
lain dalam cerita itu menerima saja kalau ia memang sekarang sudah menjadi
serangga.
Plenitude (berlimpah-ruah)
Novel-novel magic realism selalu memiliki
lapisan-lapisan terperinci yang meleret-leret. Lapisan-lapisan realiti tentang
setiap watak dan kejadian yang digambarkan dalam cerita inilah yang membuatnya
menjadi "marvelous real". Buakn sahaja watak utama, seekor
burung beo dalam novel Love in the Time of Cholera (Gabriel
García Márquez) juga memiliki deskripsi dan latar belakang lengkap tentang
mengapa ia boleh berada di rumah besar itu, dari mana asalnya, apa kata-kata
yang sudah dipelajarinya, dan sebagainya. Tebal halaman digunakan untuk menceritakan secara
terperinci tentang kisah si beo sebelum mengisahkan hari kematian tuannya, Dr.
Urbino.
Political critique
Dalam novel bergenre magic realism terdapat
kritikan sosial terutama tentang golongan elite seperti golongan politik. Di
Amerika Latin, sebenarnya dimaksud untuk menampilkan tokoh-tokoh yang diterjemahkan
secara sosial dan ekonomik. Disebut 'dunia alternatif' dalam magic
realism adalah untuk membongkar sudut pandang berbeza (seperti realisme,
naturalisme dan modernisme). Sebut saja The House of Spirits karangan
Isabel Allende yang bersetting di Chille dan kudeta militer yang menjadi
klimaks buku ini (meskipun tak pernah disebut secara tersurat) menyuarakan
kenyataan pahit apabila General Pinochet menyingkirkan President Salvador
Allende.
Hybridity
Alur plot novel-novel magical realism biasanya
menggunakan "hybrid multiple planes of reality". Ada banyak
sub cerita yang bergerak dalam rangka satu cerita. Jadi, novel seperti ini
tidak bergerak mengikut kronologi. Dalam Seratus Tahun Kesunyian,
penceritaannya melompat-lompat dari watak lain ke watak lain. Masing-masing
dengan ceritanya sendiri. Atau dalam The Time Traveler's Wife karya
Audrey Niffenegger, walaupun watak utamanya hanya Clare dan Henry, tapi kisah
yang diceritakan mempunyai pelbagai latar masa yang berbeza-beza.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan